bunga

bunga

Kamis, 01 Desember 2016

KIMIA ORGANIK FISIK : TAUTOMERI


TAUTOMERI

Bagi kebanyakan senyawa, semua molekul mempunyai struktur yang sama,apakah struktur tersebut dapat memuaskan atau tidak dinyatakan dengan struktur Lewis.Tetapi ada juga senyawa lain yang ada dalam satu campuran dari dua atau lebih senyawa yang secara struktural berbeda, dan campuran berada dalam kesetimbangan yang cepat. Jika fenomena ini (disebut tautomeri) ada maka ada pergeseran bolak-balik yang cepat antara molekul-molekul yang kesetimbangan tersebut. Di dalam peristiwa ini ada proton yang berpindah dari satu atom dalam satu molekul ke atom yang lain menjadi molekul lain.
Reaksi perubahannya disebut Tautomerisasi yang merupakan isomer-isomer yang berbeda satu dengan lainnya hanya pada posisi ikatan rangkap dan sebuah atom hidrogen yang berhubungan,Karena atom hidrogen berada dalam posisi yang berlainan, kedua bentuk tautomerik ini bukanlah struktur resonansi, melainkan dua struktur berlainan yang berada dalam kesetimbangan (harus diingat bahwa struktur-struktur resonansi berbeda hanya dalam hal posisi elektron).Berikut ini mekanisme umum Tautomer :

Tautomerisasi terjadi secara spontan. berubahnya struktur berarti pula berubahnya sifat senyawa tersebut.
Yang dapat menyebabkan tautomer adalah : ikatan hidrogen, keelektronegatifan, pH, Pasangan elektron bebas,resonansi pada aromatik, pelarut.
perubahan pH dapat mempengaruhi bentuk keto enol. Akan tetapi pH tidak selalu menjadi faktor terjadinya tautomerisasi.

·         Tautomeri keto-enol
Bentuk tautomeri yang paling umum adalah tautomeri antara senyawa karbonil yang mengandung hidrogen-α dengan bentuk enolnya.



Di dalam hal yang sederhana (R” = H, alkil, OR, dst), kesetimbangan terletak di sebelah kiri. Alasan untuk itu dapat diuji melalui energi ikat. Bentuk keto berbeda dari bentuk enol dalam hal pemilikan ikatan C-H, C-C, dan C=O, di mana enol mempunyai ikatan C=C, C-O, dan O-H. Jumlah energi ikat untuk deret tiga ikatan yang pertama di atas adalah 360 kkal/mol dan untuk deret yang kedua adalah 345 kkal/mol. Bentuk keto lebih stabil sekitar 15 kkal/mol. Jika R mengandung ikatan rangkap yang dapat berkonjugasi dengan ikatan rangkap enol, jumlah enol menjadi besar dan bahkan bisa menjadi dominan. Ester mempunyai enol yang lebih banyak daripada keton. Di dalam molekul seperti asetoasetat, enol juga distabilkan oleh ikatan hidrogen internal, yang mana ikatan ini tidak tersedia dalam bentuk keto:

Sering kali jika kandungan enolnya tinggi maka kedua bentuk dapat diisolasi. Bentuk keto ester asetoasetat murni meleleh pada -39oC sedangkan bentuk enolnya adalah cairan dengan titik leleh -78oC. masing-masing dapat disimpan selama beberapa hari jika katalisator seperti asam atau basa benar-benar telah dikeluarkan. Bahkan enol paling sederhana yakni vinil alkohol CH2=CHOH telah dibuat dalam fase gas pada suhu kamar, dan enol ini mempunyai waktu paruh sekitar 30 menit.


Keberadaan enol sangat dipengaruhi oleh pelarut, konsentrasi, dan suhu. Ester asetoasetat mempunyai kandungan enol 0,4% dalam air dan 19,8% dalam toluena. Dalam hal ini, air mengurangi konsentrasi enol melalui pembentukan ikatan hidrogen dengan karbonil sehingga gugus tersebut kurang bersedia membentuk ikatan hidrogen internal.

Jika ada basa kuat, kedua bentuk enol dan keto dapat kehilangan proton. Anion yang dihasilkan keduanya adalah sama. Oleh karena 19 dan 20 hanya berbeda dalam hal penempatan elektron maka keduanya bukanlah tautomer, tapi bentuk kanonik. Struktur ion enolat yang sebenarnya adalah hibrida dari 19 dan 20, meskipun 20 lebih banyak berkontribusi karena di dalam bentuk ini muatan negatif ada pada atom yang lebih elektronegatif.

Reprotonasi terhadap ion enolat dapat terjadi pada karbon menghasilkan keton atau terjadi pada oksigen menghasilkan enol.keton selalu benda dalam kesetimbangan dengan bentuk enolnya pada kondisi yang sesuai (hampir semua kondisi).

Perubahan bolak-balik keto-enol dapat dikatalisis oleh asam atau basa, dan proses terjadi secara bertahap ataupun bersamaan.

Dengan katalis basa :

Dengan katalis asam :


Proses transfer proton secara bersamaan :       
    
Posisi kesetimbangan tergantung pada struktur senyawa dan pada kondisi (solvent,temperatur,konsentrasi,dan lain-lain).
Perlu diketahui bahwa bentuk enol dari suatusenyawa adalah molekul – molekul yang berbeda (jangan dikacaukan dengan bentuk resonansi yang kadang keberadaannya tidak nyata). Bentuk keto dan enol disebut tautomer satu sama lainnya.dan perubahannya dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya disebut tautomeri.Tautomer-tautomer dengan mudah dan cepat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain pada kondisi basa. Beberapa contoh senyawa aldehida dan keton yang ada dalam kesetimbangan bentuk keto enolnya sebagai berikut :




·         Tautomeri pergeseran proton yang lain
Di dalam semua hal, anion hasil dari pelepasan sebuah proton dari masing-masing tautomer adalah sama karena resonansi. Beberapa contoh adalah:
           1. Tautomeri fenol-keto.


Bagi fenol yang paling sederhana, di dalam setimbangan ini terletak pada sisi fenol karena hanya pada sisi ini terdapat kearomatikan. Bagi fenol sendiri, tidak ada fakta untuk keberadaan bentuk keto. Meskipun demikian, bentuk keto menjadi penting dan mungkin dominan apabila: (1) adanya gugus tertentu, seperti gugus OH kedua atau gugus N=O, (2) dalam sistem aromatik yang dipadukan, dan (3) di dalam sistem heterosiklik. Bagi kebanyakan senyawa heterosiklik dalam fase cair atau dalam larutan, bentuk keto adalah bentuk yang lebih stabil; meskipun di dalam fase uap, posisi kesetimbangan menjadi berbalik. Sebagai contoh, di dalam kesetimbangan antara 4- pidone 21 dengan 4-hidroksipiridin 22, hanya bentuk 21 yang terdeteksi jika dalam larutan etanol, sedangkan 22 dominan dalam fase uap.

                    2. Tautomeri nitroso-oksim.

Letak kesetimbangan ini jauh ke kanan; dan sebagai aturan, senyawa nitroso stabil hanya jika ada ikatan hidrogen-α.

                 3. Senyawa nitro alifatik berada dalam kesetimbangan dengan bentuk aci.

Bentuk nitro jauh lebih stabil daripada bentuk aci, hal ini sangat bertentangan dengan tautomeri nitroso-oksim karena tidak disangsikan lagi bentuk nitro mempunyai resonansi yang tidak ditemukan dalam tautomeri nitroso.

          4. Tautomeri imina-enamina.

Enamina secara normal stabil hanya jika tidak ada hidrogen pada nitrogen (R2C=CR-NR2). Kalau tidak demikian maka bentuk imina yang dominan.

  
Referensi :
Firdaus.2009.kimia organik fisik 1.Makassar: UNHAS.

Taylor,P.J., G.V.D. Zwan, and L.Antonov.2014.Tautomerism: Introduction, History, and Recent Developments in Experimental and Theoretical Methods. Weinheim : Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA.





24 komentar :

  1. Balasan
    1. Iya,sama-sama terima kasih telah berkunjung ke blog saya,dan jangan bosan,berkunjung akan ada beberap posting materi lagi

      Hapus
  2. terimakasih,materinya sangat membantu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya,sama-sama,terima kasih telah berkunjung ke blog saya

      Hapus
  3. Terima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali, saya ingin bertanya bagaimana pengaruhnya resonansi terhadap tautomer ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaan anda,baiklah saya akan mencoba menjawab,menurut saya pengaruh resonansi terhadap tautomer ada,misalnya dalam suatu senyawa aromatik fenol,dalam pembentukan tautomernya terjadi resonansi maka tentu resonansi tersebut akan mempengaruhi kesetimbangan dalam pembentukan tautomer,yang mana resonansi tersebut akan lebih mendorong terjadi pembentukan ke tautomer enol atau ke tautomer keto tergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada senyawa tersebut,namun resonansi yang terjadi akan sama pada masing-masing tautomer karena adanya resonansi akibat pelepasan proton akan menghasilkan anion yang sama pada masing-masing tautomer,jadi dapat disimpulkan resonansi mampu mempengaruhi tautomer dari segi kestabilan pembentukan kesetimbangan ke arah dominan tautomer enol atau ke ketonya yang bergantung pada senyawanya tersebut,dimana pada fenol lebih dominan dalam tautomer enol dibanding keto berbeda dengan kebanyakan aldehid dan keton lainnya,hal itu karena dalam pembentukan tautomernya,senyawa fenol adanya stabilisasi resonansi dari cincin aromatiknya lebih tinggi dibandingakan selisih energi yang menguntungkan bentuk keto dibandingkan bentuk enol.maka itu senyawa fenol lebih dominan membentuk tautomer enol,dimana bila dalam tautomer keto aromatisitas fenol akan hilang artinya fenol tidak lebih stabil dalam ketonya.nah dari itu dapat dilihat bahwa resonansi bisa mempengaruhi stabilitas senyawa tersebut dalam pembentukan tautomernya.sekian jawaban dari saya semoga bisa menjawab pertanyaan anda,terima kasih.

      Hapus
  4. Terima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali, saya ingin bertanya bagaimana pengaruhnya resonansi terhadap tautomer ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaan anda,baiklah saya akan mencoba menjawab,menurut saya pengaruh resonansi terhadap tautomer ada,misalnya dalam suatu senyawa aromatik fenol,dalam pembentukan tautomernya terjadi resonansi maka tentu resonansi tersebut akan mempengaruhi kesetimbangan dalam pembentukan tautomer,yang mana resonansi tersebut akan lebih mendorong terjadi pembentukan ke tautomer enol atau ke tautomer keto tergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada senyawa tersebut,namun resonansi yang terjadi akan sama pada masing-masing tautomer karena adanya resonansi akibat pelepasan proton akan menghasilkan anion yang sama pada masing-masing tautomer,jadi dapat disimpulkan resonansi mampu mempengaruhi tautomer dari segi kestabilan pembentukan kesetimbangan ke arah dominan tautomer enol atau ke ketonya yang bergantung pada senyawanya tersebut,dimana pada fenol lebih dominan dalam tautomer enol dibanding keto berbeda dengan kebanyakan aldehid dan keton lainnya,hal itu karena dalam pembentukan tautomernya,senyawa fenol adanya stabilisasi resonansi dari cincin aromatiknya lebih tinggi dibandingakan selisih energi yang menguntungkan bentuk keto dibandingkan bentuk enol.maka itu senyawa fenol lebih dominan membentuk tautomer enol,dimana bila dalam tautomer keto aromatisitas fenol akan hilang artinya fenol tidak lebih stabil dalam ketonya.nah dari itu dapat dilihat bahwa resonansi bisa mempengaruhi stabilitas senyawa tersebut dalam pembentukan tautomernya.sekian jawaban dari saya semoga bisa menjawab pertanyaan anda,terima kasih.

      Hapus
  5. Bagus, Liza.
    Tolong buat aku paham, gimana pH mempengaruhi tautomer.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya,baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda,pH disini mempengaruhi tautomer karena pH merupakan suatu derajat keasaaman dimana akan melepaskan H+ untuk asam dan OH- untuk basa,dimana sebenarnya pengaruh dari adanya pH pada tautomer ini adalah adanya H+ dan OH- tersebut mampu mengkatalis pembentukan tautomer yaitu pada proses pembentukan tautomer,bila suatu senyawa diberikan suatu larutan ataupun dibuat keadaan larutannya menjadi pH asam maupun basa,maka basa ataupun asam tersebut akan mengkatalis pembentukan tautomer yaitu basa,akan memdeprotonasi dan membuat terbentuknya anion yang terdelokalisasi (misalnya enolat) dan terjadi protonasi pada posisi yang berbeda pada anion,sedangkan asama akan memprotonasi,dan membuat terbentuknya kation terdelokalisasi dan mengalami deprotonasi pada sebelah posisi yang berbeda pada anion.jadi adanya pH mampu mempengaruhi pembentukan tautomer dari segi katalismenya baik dengan basa maupun asam yang biasanya basa dan asam ini diberikan dalam pembentukan enolisasi/ tautomer enol yang juga dapat berubah menjadi tautomer keto dalam kesetimbangannya sesuai senyawa dan keadaan yang ada,sekian jawaban dari saya,saya harap mampu menjawab pertanyaan anda,terima kasih

      Hapus
  6. Trimakasih atas pemaparan materinya yang sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sama-sama,terima kasih telah berkunjung ke blog saya

      Hapus
  7. terimakasih atas materinya sangat membantu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya,sama-sama,terima kasih telah berkunjung ke blog saya

      Hapus
  8. Terima kasih atas materinya... ditunggu postingan selanjutnya yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali telah berkunjung ke blog saya

      Hapus
  9. Terima kasih materinya sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali,telah berkunjung ke blog saya

      Hapus
  10. terima kasih sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sama-sama terima kasih telah berkunjung ke blog saya

      Hapus
  11. Terimma kasih ulasan yang sangat bermanfaat .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sama-sama terima kasih telah berkunjung ke blog saya

      Hapus
  12. Terimakasih penjelasannya sangat bermanfaat :)

    BalasHapus