bunga

bunga

Minggu, 06 November 2016

KIMIA ORGANIK FISIK : Materi Pendahuluan Kimia Organik Fisik : Konsep-konsep yang perlu dalam mempelajari struktur molekul senyawa organik

Kimia Organik Fisik Adalah salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari studi struktur dan reaktivitas dalam molekul organik,yang pada hakikatnya mengkaji aspek fisik dari suatu senyawa organik. Dengan Mengetahui secara baik aspek fisik suatu molekul organik maka dapat dirancang suatu sintesa molekul target tertentu dengan pendekatan diskoneksi terutama mensintesis suatu senyawa yang bermanfaat khususnya untuk obat-obatan yang secara alami kadarnya sangat rendah dalam Makhluk Hidup (Sitorus,2013).
Maka itu di dalam Kimia Organik Fisik,pengkajian ilmunya lebih mendalam ke aspek fisik dari suatu molekul. Misalkan Dalam mempelajari struktur molekul,berdasarkan ilmu Kimia Organik Fisik diperlukannya beberapa konsep-konsep yaitu sebagai berikut :
1)      Elektronegativitas
2)      Ikatan Hidrogen
3)      Gaya Van der Waals
4)      Polarisabilitas
5)      Gugus Fungsi
6)      Efek Induksi
7)      Resonansi
8)      Hiperkonjugasi
9)      Tautomeri
10)  Regangan Ruang
Yang Mana Konsep-konsep tersebutlah yang diperlukan dalam mempelajari struktur molekul,berikut ini penjelasan singkat dari ke-10 konsep diatas :

1)      Elektronegativitas
Elektronegativitas adalah kemampuan suatu atom dalam sebuah molekul untuk menarik elektron ke dalam struktur atom tersebut atau dapat dikatakan sebagai afinitas dari suatu atom untuk menarik elektron pada suatu ikatan yang berpengaruh pada pembentukan kutub polar dalam suatu senyawa kimia.
Cara untuk menentukan elektronegativitas yang masih digunakan hingga sekarang ialah skema dari seorang saintis asal Amerika peraih penghargaan Nobel yaitu Linus Pauling. Untuk memahami model Pauling ini, digunakan contoh molekul HX. Untuk mengukur elektronegativitas relatif dari atom H dan X ini, dibandingkan antara pengukuran energi ikatan H-X yang sebenarnya dengan energi ikatan H-X yang diperkirakan.

Energi ikatan H-X yang diperkirakan ini dihitung dengan persamaan:

Perkiraan energi H-X= akar (Energi ikatan H-H + Energi Ikatan X-X)/2
Kemudian hasil perkiraan energi H-X ini akan digunakan dalam menghitung perbedaan antara energi ikatan H-X yang sebenarnya dengan energi ikatan H-X yang diperkirakan.
Perbedaan = (H-X)sebenarnya - (H-X)perkiraan

Perbedaan antara H-X sebenarnya dan H-X perkiraan inilah yang menjadi nilai elektronegativitas suatu unsur.Jika H dan X memiliki elektronegativitas yang sama maka perbedaannya =0. Sedangkan jika X memiliki elektronegativitas yang jauh lebih tinggi dari H, maka elektron akan cenderung tertarik ke atom X. Dan molekul yang terbentuk akan polar dengan distribusi muatan:


Ikatan ini dapat dikatakan memiliki sifat ikatan ionik dan sifat ikatan kovalen sekaligus. Semakin besar perbedaan elektronegativitas atomnya, maka semakin besar sifat ionik dari suatu senyawa tersebut.
Nilai perbedaan elektronegativitas dari dua unsur dapat digunakan dalam menentukan jenis ikatan yang terbentuk ketika kedua unsur tersebut membentuk senyawa. Terbentuknya ikatan ionik dan kovalen ditentukan dari perbedaan nilai elektronegativitas dari unsur-unsur pembentuk senyawanya,dimana dalam suatu sistem periodik unsur, kecenderungan nilai elektronegativitas meningkat dari kiri ke kanan dan berkurang dari atas ke bawah. (Huda,2015).
Maka,bila suatu nilai elektronegativitas mampu menentukan jenis ikatan yang terbentuk itu artinya elektronegativitas juga mampu menentukan struktur molekul senyawa organik yang terbentuk,karena keterkaitan antara elektronegativitas dan jenis ikatan yang mana bila keelektronegativan berbeda maka jenis ikatannya pun berbeda maka tentunya struktur molekul yang dibentuk oleh ikatan tersebut pun akan berbeda,karena struktur molekul merupakan penggambaran ikatan-ikatan unsur atau atom yang membentuk molekul.

2)      Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrogen adalah sejenis gaya tarik antar molekul atau antar dipol-dipol yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antar molekul, namun ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Contohnya dalam makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama. dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting.
Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol−1) hingga tinggi (>155 kJ mol−1). Dimana kekuatannya dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk (Anonim,2016).

3)      Gaya Van der Waals
Gaya van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada jenis tertentu gaya antar molekul. Istilah ini pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, dan hingga saat ini masih kadang digunakan dalam pengertian tersebut, tetapi saat ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Yang terjadi akibat interaksi antara molekul-molekul non polar (Gaya London), antara molekul-molekul polar (Gaya dipole-dipol) atau antara molekul non polar dengan molekul polar (Gaya dipole-dipol terinduksi). Ikatan Van Der Waals terdapat antar molekul zat cair atau padat dan sangat lemah. Gaya Van Der Waals dahulu dipakai untuk menunjukkan semua jenis gaya tarik-menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul yang terlemah menjadi dipole seketika. Pada saat tertentu, moleku-molekul dapat berada dalam fase dipole seketika ketika salah satu muatan negative berada di sisi tertentu. Dalam keadaan dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak electron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipole. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van Der Waals. Karena gaya ini sangat lemah maka zat yang mempunyai ikatan van der waals akan mempunyai titik didih yang sangat rendah. Meskipun demikian gaya van der waals bersifat permanen dan lebih kuat dari gaya london. Contoh gaya van der waals terdapat pada senyawa hidrokarbon. Misalnya pada senyawa CH4. Perbedaan keelektronegatifan C (2,5) dengan H (2,1) sangat kecil, yaitu sebesar 0,4. Senyawa-senyawa yang mempunyai ikatan van der waals akan mempunyai titik didih sangat rendah, tetapi dengan bertambahnya Mr Ikatan akan makin kuat sehingga titik didih lebih tinggi. Contohnya, titik didih C4H10>C3H8>C2H6>CH4. Contoh lainnya terdapat pada Br2 dan I2. Br2 berwujud cair tetapi mudah menguap dan I2 berwujud gas tetapi mudah menyublim. Hal ini disebabkan karena ikatan antara molekul Br2 dan I2 adalah ikatan van der waals (Anonim.2013).

4)      Polarisabilitas
Polarisabilitas adalah Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul. Polarisabilitas  ada kaitannya dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Pada umumnya, makin banyak jumlah elektron dalam molekul, makin mudah mengalami polarisasi. Oleh karena jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul relatif, maka dapat dikatakan bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London. Misalnya, radon (Ar = 222) mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan helium (Ar = 4), 221 K untuk Rn dibandingkan dengan 4 K untuk He. Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan molekul yang kecil, kompak, dan simetris. Misalnya, normal pentana mempunyai titik cair dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan neopentana. Kedua zat itu mempunyai massa molekul relatif yang sama besar (Anonim,2012).

5)      Gugus Fungsi
Gugus Fungsi adalah atom atau kelompok atom dengan susunan tertentu yang menentukan struktur dan sifat-sifat suatu senyawa. Senyawa-senyawa yang memiliki gugus fungsi yang sama dikelompokkan ke dalam golongan yang sama (Sutresna,2007). Penggolongan senyawa organik didasarkan pada jenis gugus fungsi yang dimiliki oleh suatu senyawa. Gugus fungsi akan menentukan kereaktifan kimia dalam molekul. Senyawa dengan gugus fungsi yang sama cenderung mengalami reaksi kimia yang sama.




6)      Efek Induksi
Efek induksi merupakan polarisasi satu ikatan yang disebabkan oleh polarisasi ikatan tetangga.Efek ini tidak hanya dirasakan oleh ikatan tetangga,namun dapat pula berpengaruh sampai ikatan yang lebih jauh.Efek ini akan berkurang dengan bertambahnya jarak. Polarisasi ikatan C-C menyebabkan pula sedikit polarisasi tiga ikatan C-H metil (Firdaus,2009).


7)      Resonansi
Resonansi adalah delokalisasi elektron pada molekul atau ion poliatomik tertentu dimana ikatannya tidak dapat dituliskan dalam satu struktur Lewis. Struktur molekul atau ion yang mempunyai delokaliasi elektron disebut dengan struktur resonan. Masing-masing struktur resonan dapat melambangkan struktur Lewis, dengan hanya satu ikatan kovalen antara masing-masing pasangan atom. Beberapa struktur Lewis digunakan bersama-sama untuk menjelaskan struktur molekul. Namun struktur tersebut tidak tetap, melainkan ada sebuah osilasi antara ikatan rangkap dengan elektron, saling berbolak-balik. Maka dari itu disebut dengan resonansi. Struktur yang sebenarnya mungkin saja adalah peralihan dari dua struktur resonan. Bentuk peralihan (intermediet) dari struktut resonan disebut dengan hibrida resonan (Asyanto,2014).

8)      Hiperkonjugasi
Hiperkonjugasi merupakan delokalisasi yang melibatkan elektron σ. Hiperkonjugasi dapat dipandang sebagai overlap antara orbital σ ikatan C-H dengan orbital π ikatan C=C, analog dengan overlap π-π. Hiperkonjugasi disebut juga resonansi tanpa ikatan. Secara singkat efek hiperkonjugasi merupakan perubahan dari suatu ikatan C-H menjadi ikatan C=C atau C≡C oleh Hα. Hiperkonjugasi dapat meningkatakan kestabilan molekul dengan semakin banyaknya Hα maka suatu molekul tersebut akan semakin stabil (Yessy,2014).

9)      Tautomer
Tautomer adalah senyawa-senyawa organik yang dapat melakukan reaksi antar perubahan yang disebut tautomerisasi. Seperti yang umumnya dijumpai, reaksi ini dihasilkan oleh perpindahan atom hidrogen atau proton yang diikuti dengan pergantian ikatan tunggal dengan ikatan ganda di sebelahnya. Dalam larutan di mana tautomerisasi dapat terjadi, kesetimbangan kimia tautomer dapat dicapai bergantung pada beberapa faktor, meliputi temperatur, pelarut, dan pH. Konsep tautomer yang dapat melakukan antar perubahan dengan tautomerisasi disebut tautomerisme. Tautomer adalah isomer-isomer yang berbeda satu dengan yang lainnya hanya pada posisi ikatan rangkap dan sebuah atom hidrogen berhubungan. Tautomer keto suatu senyawa karbonil mempunyai struktur karbonil seperti diharapkan. Tautomer enol (dari –ena+-ol) yang merupakan suatu alcohol vinilik, terbentuk dengan serah-terima sebuah hidrogen asam dari karbon α ke oksigen karbonil. Karena atom hidrogen berada dalam posisi yang berlainan, kedua bentuk tautometrik ini bukanlah struktur-resonansi, melainkan dua struktur berlainan yang berada dalam kesetimbangan. (harus diingat bahwa struktur-struktur resonansi berbeda hanya dalam posisi elektron) (Anonim,2013).

10)  Regangan Ruang
Regangan Ruang muncul pada tahun 1885 seorang ahli kimia jerman, Adolf Von Baeyer mangemukakan senyawa-senyawa siklik membentuk cincin-cincin datar. Menurut Baeyer semua senyawa siklik (kecuali siklopetana) mengalami regangan karena terjadinya penyimpangan dari sudut ikatan tetrahedal. Makin besar penyimpangan dari sudut iaktan tetrahedalmakin besar ragangannya, yang berakibat makin reaktif pula. Akibatnya sikli propana yang mempunyai sudut ikatan 60 dan siklo butana 90 lebih reaktif dari pada propana dan butana. Menurut baeyer siklo prapana adalah sistem yang paling stabil karena sudut ikatannya 108, yang hampir sama dengan sudut tetrahedal dan kemudian reaktifitasnya maningkat lagi mulai siklo hetsana. Namun teori Baeyer tidak seluruhnya benar, karena kenyataan bahwa siklo heksana dan cincin yang lebih besar tidak lebih reaktif dari siklo petana. Siklo heksana ternyata bukan merupakan cincin datar dengan sudut ikatan 120 melinkan suatu cincin yang agak terlipat dengan sudut ikatan 109, yang berarti hampir sama dengan sudut tetrahedal (Mutirakhela,2013).

Berdasarkan penjelasan beberapa konsep-konsep diatas untuk mempelajari struktur molekul senyawa organik.Dapatkah anda menyimpulkannya bagaimana keterkaitan antara konsep-konsep tersebut dengan struktur molekul ,bila dapat silahkan isi pendapat anda pada kolom komentar yang telah tersedia,Terima Kasih.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012. Gaya Tarik Antarmolekul dan Gaya London.(Online). http://rumus-kimia-cepat.blogspot.co.id/2012/11/gaya-tarik-antarmolekul-dan-gaya-london.html. Diakses 10 November 2016 pukul 10.15 WIB.
Anonim.2013. Gaya Van der Waals. (Online).http://kreatifitasbelajar.blogspot.co.id/2013/05/bismut.html. Diakses 10 November 2016 pukul 10.05 WIB.
Anonim.2013.Tautomeri.(online). http://atom-green.blogspot.co.id/2013/10/tautomeri.html. Diakses 10 November 2016 pukul 11.00 WIB.
Anonim.2016.Ikatan Hidrogen.(online). https://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_hidrogen. Diakses 10 November 2016 pukul 10.00 WIB.
Asyanto,I.2014.Resonansi.(Online). http://irwanda132.blogspot.co.id/2014/02/resonansi.html. Diakses 10 November 2016 pukul 10.20 WIB.
Firdaus.2009.Kimia Organik Fisik .Makasar: UNHAS.
Huda,M.2015.Pengertian Elektronegativitas  .(online). http://www.mystupidtheory.com/2015/05/pengertian-elektronegativitas-dan.html. Diakses 10 november 2016 pukul 09.00 WIB.
Mutirakhela.2013.Senyawa Hidrokarbon.(Online). http://zulfamutyrakhela.blogspot.co.id/. Diakses 10 November 2016 pukul 11.05 WIB.
Sitorus,M.2013.Kimia Organik Fisik.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sutresna,N.2007.Cerdas Belajar Kimia.Bandung: Grafindo Media Pratama.
Yessy,Z.2014.Pembentukan ikatan C-C tunggal.(Online). http://ziernayesy.blogspot.co.id/2014/01/pembentukan-ikatan-c-c-tunggal.html. Diakses 10 November 2016 pukul 10.30 WIB.









16 komentar :

  1. Terima kasih atas penjelasannya, mohon saudari berikan contoh lain dari penentuan elektronegativitas menurut metode pauling?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas pertanyaan saudari,baiklah saya akan mencoba untuk menjawabnya,namun pertama akan saya jelaskan kembali apa itu elektronegativitas menurut metode pauling yaitu kekuatan yang dimiliki oleh sebuah atom untuk menarik elektron mendekati atom tersebut.jadi lebih tepatnya keelektronegativannya itu berasal dari sifat atom dalam molekul itu sendiri dimana dipengaruhi oleh lingkungan dan atom-atom yang berada di sekitarnya. Yang mana pada penjelasan materi diatas saya memisalkan molekulnya H-X,maka untuk masuk ke contoh saya akan gunakan molekul H-Br,perbedaan keelektonegativan dapat dihitung menggunakan persamaan pauling yaitu :
      Diketahui Faktor (eV)−½ disisipkan untuk menghasilkan nilai yang tidak berdimensi, energi disosiasi: H–Br 3,79 eV; H–H 4,52 eV; Br–Br 2,00 eV (didapat dari tabel energi disosiasi),maka

      X1 (H)-X2 (Br) = (ev)^-1/2. Akar Ed (H-Br)+ [Ed (H-H) + Ed (Br-Br)]/2
      (ev)^-1/2. Akar (3,79 eV)+ [4,52 eV+ 2,00 eV]/2
      (ev)^-1/2. Akar (3,79 eV)+ [6,52 eV]/2
      (ev)^-1/2. Akar (0,53)
      = 0,728 eV
      = 0,73 eV
      Jadi dengan perhitungan ini,dapatlah dihitung perbedaan keelektronegativan dari H-Br yang secara teori sebesar 0,73 eV.sekian penjelasan dari saya,saya harap ini dapat menjawab pertanyaan anda,Terima kasih.

      Hapus
  2. terima kasih atas materinya, saya ingin bertanya bagaimana hubungan antara resonansi, hiperkonjugasi, dan mesomeri? terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas pertanyaannya,saya akan mencoba menjawab,meurut saya,resonansi,hiperkonjugasi dan mesomeri memiliki hubungan yang erat dikarenakan ketiga peristiwa tersebut disebabkan oleh delokalisasi elektron,Yang mana Resonansi itu merupakan delokalisasi pasangan elektron pada orbital phi (π) dan atau pasangan elektron bebas di antara atom-atom yang berdampingan.,Sementara Hiperkonjugasi merupakan delokalisasi elektron pada ikatan sigma antara atom Cα dengan Hα terhadap ikatan rangkap.Dan sedangkan Mesomeri merupakan efek resonansi yang disebabkan oleh pergeseran elekton (delokalisasi) pada ikatan phi atau ikatan rangkap,dimana jika arah pergeseran elektron menjauhi gugus/atom tertentu (gugus/atom memberikan elektron),disebut M+ sifat keasamaan berkurang dan bila pergeseran elektronnya menuju gugus/atom menarik elekron maka gugu/atom tersebut mempunyai efek resonansi M- sifat keasamaan bertambah.jadi Resonansi,hiperkonjugasi dan mesomeri memiliki hubungan yang erat karena sama-sama terjadi karena delokasisasi elekron,sekian jawaban dari saya,saya harap jawaban ini dapat menjawab pertanyaan saudari,terima kasih.

      Hapus
  3. Terimakasih atas penjelasannya. saya ingin bertanya, berdasarkan penjelasan yang saudara paparkan diatas, mengapa gaya van der waals dapat menyebabkan sifat tak ideal pada gas dan menimbulkan energi kisi pada kristal molekular? mohon dijelaskan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiklah,Terima kasih atas pertanyaan saudara,saya akan mencoba untuk menjawabnya, gaya Van der wall dapat menyebabkan sifat tak ideal pada gas dan menimbulkan energi kisi pada kristal molekular dikarenakan oleh (1) adanya interaksi dwikutub-dwikutub, yaitu tarikan elektrostatistik di antara dua molekul dengan momen dwikutub permanen,(2 )Interaksi dwikutub imbasan, artinya dwikutub timbul karena adanya polarisasi oleh molekul tetangga dan (3) Gaya dispersi yang timbul karena dwikutub kecil dan bersifat sekejap dalam atom.sekian jawaban dari saya,saya harap jawaban ini mampu menjawab pertanyaan saudara,terima kasih.

      Hapus
  4. Selamat malam..mohon maaf, terimakasih informasinya ya..
    Saya hendak bertanya..bagaimana hubungan antara regangan dengan efek resonansi ya? Trmksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya,saya akan menjawab,antara regangan dan efek resonansi ada hubungannya,apabila pada suatu molekul ada efek resonansi baik itu +M ataupun -M tentu akan mempengaruhi kerapatan dari molekul tersebut,dimana bila adanya +M maka elektron diberikan kepada sistem aromatis atau adaya substituen yang terikat pada sistem aromatis yang bersifat pendorong elektron maka menyebabkan kerapatan elektron akan meningkat atau regangan molekul yang terjadi kecil sedangkan bila ada -M,maka elektron diambil/ditarik kepada sistem aromatis atau adanya substituen yang terikat pada sistem aromatis bersifat penarik elektron maka kerapatan elektron molekul tersebut akan menurun dan akan memungkinkan terjadinya regangan,nah dari hal itu lah dapat dilihat adanya hubungan antara regangan dengan adanya efek resonansi dimana,bila ada efek resonansi baik itu +M maupun -M akan menimbulkan regangan besar atau pun kecil bergantung pada kenaikan ataupun penurunan kerapatan elektron dalam molekul yang sebenarnya terkait pada sistem aromatis molekul tersebut (efek mesomeri) ataupun adanya pengaruh dari efek induksi (adanya subtituen yang terikat pada sistem aromatis yang mampu menarik elekton dan mendorong elektron) nah keterkaitan semua hal tersebutlah yang menyebabkan adanya hubugan regangan dengan efek resonansi,sekian jawaban dari saya,bila ada kekurangan ataupun kesalahan saya mohon maaf,terima kasih

      Hapus
  5. Terima kasih ulasan yang sangat bermanfaat , disini saya ingib bertanya apakah ada hubungan antara gaya van der waals terhadap regangan ruang , berikan alasannya .

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya,saya akan mencoba menjawab,menurut saya ada hubungan antar gaya van der waals terhadap regangan,dimana gaya van der waals yang merupakan interaksi antar molekul yang menghasilkan suatu gaya antar molekul yang lemah,dimana gaya van der waals ini akan terjadi sekali pun molekul tersebut berjauhan dan bila dihubungkan dengan regangan ada kaitannya,bila dalam suatu molekul tersebut terdapat gaya van der waals yang menyebabkan molekul tersebut mengalami interaksi dipol-dipol maka interaksi tersebut bila dipengaruhi oleh jarang yang jauh akan menimbulkan adanya suatu regangan pada molekul,atau timbulnya regangan molekul,maka itu molekul yang saling mengalami interaksi gaya van der waals akan meregang,maka itu adanya kaitan antara gaya van der waals dengan regangan ruang,sekian jawaban dari saya semoga dapat membantu anda bila ada kekurangan dan kesalahan saya mohon maaf

      Hapus
  6. Terimakasih atas informasinya ya..
    Saya hendak bertanya..bagaimana hubungan regangan dengan ikatan rangkap ya? Trmksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya,baiklah akan saya jawab,menurut saya ada hubungan antara regangan dengan ikatan rangkap dimana bila adanya ikatan rangkap pada suatu molekul maka atom-atom yang saling terikat (mengalami ikatan rangkap) tersebut akan semakin mendekat,dan ikatan antar atom tersebut kuat serta kaku,sehingga regangan pada molekul tersebut kecil,akibat adanya ikatan rangkap tersebut,maka dapat dilihat bahwa adanya hubungan regangan dengan ikatan rangkap dimana bila adanya ikatan rangkap pada molekul akan membuat molekul tersebut kaku karena kuatnya ikatan yang terbentuk oleh ikatan rangkap sehingga regangan yang timbul adalah regangan yang tidak stabil,sekian jawaban dari saya,semoga bisa menjawab,bila terdapat kekurangan dan kesalahan saya mohon maaf,terima kasih

      Hapus
  7. materi yang sangat bagus saudari liza tapi moho9n dijelasskan yang mempenagruhi kesetimbangan keto-enol apa saja ya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya,saya akan mencoba menjawab,baiklah yang dapat emmepengaruhi kesetimbangan keto-enol adalah ikatan hidrogen,keelektronegtifan,pH,Pasangan elektron bebas,Resonansi pada aromatik dan pelarut. hal itulah yang mempengaruhi kesetimbangan keto-enol,sekian jawaban dari saya,bila ada kekurangan dan kesalahan saya mohon maaf,semoga jawaban ini dapat membantu anda.

      Hapus
  8. Terimakasih atas penjelasannya, Mohon penjelasan lebih terperinci terkait regangan ruang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiklah akan saya jelaskan kembali regangan ruang merupakan kemampuan atom-atom dalam molekul untuk ditata dalam ruangan ,yang mana regangan ruang ini dapat terjadi akibat adanya penyimpangan sudut suatu molekul,dimana apabila peyimpangan sudut molekul itu makin besar maka semakin besar pula regangan sudutnya maka semakin jauh molekul tersebut dari kestabilannya secara sudut ikatannya,maka itu, adapun usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi regangan molekul adalah dengan konformasi,yang mana dengan membentuk konformasi molekul tersebut mampu menata kembali molekulnya terutama mengubah sudut ikatannnya agar mendekati sudut ikatan semestinya sesuai bentuk geometri dari molekul tersebut.dan adapun yang mempengaruhi besarnya regangan yaitu :
      makin besar ikatan regangan makin tidak stabil
      makin kecil ikatan regangan makin stabil
      makin kaku ikatan regangan makin tidak stabil,sekian penjelasan yang saya dapat berikan mengenai regangan ruang,semoga dapat bermanfaat untuk anda,terima kasih.

      Hapus