bunga

bunga

Minggu, 11 Desember 2016

KIMIA ORGANIK FISIK : POLARISABILITAS


POLARISABILITAS


Pada postingan kali ini,,saya akan membahas mengenai polarisabilitas berikut penjelasannya :

Setiap Molekul mempunyai sifat polarisabilitas berbeda-beda, Dimana Polarisabilitas Tersebut merupakan kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau mengimbas suatu dipol. Yang terjadi karena adanya Elektron yang akan senantiasa bergerak dalam orbital. Dimana,Perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital lain mengakibatkan suatu molekul yang tadinya bersifat nonpolar dapat menjadi polar. Sehingga timbul dipol (polar) sesaat. Dipol tersebut disebut sesaat karena dapat berubah jutaan kali setiap detiknya. Hal ini disebabkan adanya tarikan antara elektron satu molekul dan inti molekul lain.

Dan  Adanya Suatu getaran dalam sebuah molekul mengimbas suatu geseran dalam elektron-elektron molekul tetangga. Yang Tarikan lemah ini pertama kali diuraikan oleh ilmuwan fisika, berasal dari Jerman, Fritz London (dikenal London), pada tahun 1930-an sehingga sering disebut gaya London. Mekanismenya terlihat seperti gambar di bawah ini.


Berikut ini adalah mekanisme terjadinya polarisabilitas pada gaya london.

 Molekul nonpolar mempunyai sebaran muatan lautan elektron setimbang dan simetris dalam keadaan normal, elektron terdistribusi merata dalam molekul.
  1. Pada waktu-waktu tertentu (sesaat) dapat terjadi pengutuban atau pembentukan dipol yang disebut dipol sesaat.
  2. Sisi bermuatan parsial negatif dari dipol sesaat akan mempengaruhi kerapatan elektron molekul terdekat sehingga membentuk dipol, hal ini memungkinkan dua molekul membentuk ikatan yang disebut gaya London.
  3. Gaya tarik-menarik ini hanya berlangsung sesaat, dikarenakan dipol sesaat dan terimbas muncul mengikuti fluktuasi elektron.
Polarisabilitas ini sangat erat kaitannya dengan gaya london karena gaya london terjadi karena adanya polarisabilitas. Maka itu bila ada dua hal yang mempengaruhi gaya london maka hal tersebut juga akan mempengaruhi polarisabilitas, yaitu sebagai berikut:
1.   Ukuran Molekul
Polarisabilitas sangat erat hubungannya dengan massa relatif molekul. Pada umumnya molekul dengan jumlah elektron yang besar akan lebih mudah mengalami polarisabilitas. Hal ini terjadi karena semakin besar molekul  maka akan semakin besar pula jumlah elektron yang dimemilikinya sehingga Pergerakan elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul akan bertambah besar.Itu artinya,semakin besar nomor massa molekul relatif, maka semakin kuat pula gaya London yang bekerja pada molekul itu. Dan Semakin luas suatu atom atau molekul,rata-rata elektron valensi semakin jauh dari inti. Elektron valensi tersebut akan bertahan lebih kuat dan semakin mudah dapat membentuk dipol sementara. Sehingga distribusi elektron akan lebih mudah terjadi disekeliling atom  atau molekul dan dapat berdistorsi yang menyebabkan polarisabilitas,dimana bila polarisabilitas yang terjadi besar maka gaya london yang terjadi akan kuat,begitu pula sebaliknya.

2.   Bentuk Molekul
Bentuk molekul juga berpengaruh pada besarnya gaya london.dimana antara molekul neopentana dan n-pentana dapat dilihat perbedaannya :
Pada suhu ruang ,neopentana (C5H12) berwujud gas, sementara n-pentana (C5H12) berwujud cair.Gaya london antara molekul n-pentana lebih kuat daripada molekul neopentana,artinya polarisabilitasnya n-pentana lebih besar dibanding neopentana.Bentuk silindris dari molekul n-pentana membuat dapat berkontak satu sama lain daripada bentuk sferis  (lengkung) dari molekul neopentana.


Daftar pustaka



Senin, 05 Desember 2016

KIMIA ORGANIK FISIK : GAYA VAN DER WAALS

Gaya Van der Waals
Gaya ini merupakan gaya antarmolekul yang sangat lemah yaitu gaya tarik-menarik antara atom atau molekul, dimana gaya ini relatif jauh lebih lemah dibandingkan gaya yang timbul karena ikatan valensi dan besarnya gaya ini ialah 10-7 kali jarak antara atom-atom atau molekul-molekul. Gaya Van der Waals muncul pada awal abad XX, dikemukakan oleh Johannes Diderik Van der Waals. Gaya ini dibagi menjadi dua, yaitu gaya London dan gaya tarik dipol.
Ada tiga hal yang menyebabkan gaya ini :
  1. Interaksi dikutub - kutub, yaitu tarikan elektrostatistik di antara dua molekul dengan moment dikutub permanen.
  2. Interaksi dikutub imbasan, artinya dikutub timbul karena adanya polarisasi oleh molekul tetangga.
  3. Gaya dispersi yang timbul karena dikutub kecil dan bersifat sekejap dalam atom.

a. Gaya London

Gaya London ditemukan oleh fisikawan Jerman yang bernama Fritz London pada tahun 1928.Gaya London (gaya dispersi) merupakan gaya tarik- menarik antarmolekul nonpolar akibat adanya dipol terimbas yang ditimbulkan oleh perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital yang lain membentuk dipol sesaat. Gaya London mengakibatkan molekul non-polar bersifat agak polar.


Jenis gaya tarik yang sangat lemah ini umumnya terjadi di antara molekul-molekul kovalen nonpolar, seperti N2, H2, atau CH4. Gaya tarik ini dihasilkan oleh menyurut dan mengalirnya orbital-orbital elektron sehingga memberikan pemisahan muatan yang sangat lemah dan sangat singkat di sekitar ikatan. Gaya London meningkat seiring bertambahnya jumlah elektron. Gaya London juga meningkat seiring bertambahnya massa molar zat, sebab molekul yang memiliki massa molar besar cenderung memiliki lebih banyak elektron. Adanya percabangan pada molekul akan menurunkan kekuatan gaya London, sebab adanya percabangan akan memperkecil area kontak antarmolekul. Titik didih senyawa sebanding sekaligus mencerminkan kekuatan gaya London.

b. Gaya Tarik Dipol

Molekul-molekul polar cenderung menyusun diri dengan cara saling mendekati kutub positif dari suatu molekul dengan kutub negatif molekul yang lain. Gaya tarik-menarik ini disebut gaya tarik dipol. Semakin besar momen dipol yang dimiliki suatu senyawa, semakin besar gaya tarik dipol yang dihasilkan. Gaya ini lebih kuat daripada gaya London. Oleh karena itu, molekul yang mengalami gaya tarik dipol memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi daripada molekul yang mengalami gaya London (Mr hampir sama).
Ada 3 jenis gaya tarik dipol sebagai berikut.
1.   Interaksi Dipol Terimbas (Dipol Terinduksi)
Gaya antarmolekul ini terjadi saat molekul polar mengirnbas (menginduksi) molekul nonpolar. Sebagai contoh, molekul air (H2O) yang bersifat polar dapat menginduksi molekul oksigen (O2) yang bersifat nonpolar. Dipol terimbas inilah yang mengakibatkan gas oksigen larut dalam air.
2.   Interaksi lon-Dipol
Gaya antarmolekul ini terjadi saat ion (kation maupun anion) berinteraksi dentjan molekul polar. Kekuatan interaksi ini bergantung pada muatan dan ukuran ion serta kepolaran dan ukuran molekul polar. Kation memiliki interaksi yang lebih kuat dengan molekul polar dibandingkan anion. Salah satu contoh interaksi ini adalah hidrasi senyawa NaCl dalam air (proses ion-ion dikelilingi oleh molekul air).
3.   Interaksi Dipol-Dipol
Gaya antarmolekul ini terjadi jika ujung positif dari salah satu molekul dipol ditarik ke ujung negatif dari dipol molekul lainnya. Gaya ini lebih kuat dari gaya London, tetapi tetap sangat lemah. Interaksi ini terjadi pada senyawa kovalen polar, seperti HCI dan HBr.
Fakta Yang Menunjukkan Adanya Gaya Van der Waals
Banyak bukti menunjukkan bahwa ada gaya tarik antara molekul,contohnya Cl2.
Cl           Cl . .  . . . . . . Cl           Cl
            Gaya van der  waals
Gaya ini disebut gaya van der waals dan sangat lemah dibandingkan ikatan ion dan kovalen.Dalam molekul Cl2 terdapat ikatan kovalen dengan energi ikatan 240 kj/mol,dan antara molekul Clterdapat gaya van der waals sebesar 21 kj/mol.
Gaya van der waals dapat terjadi antara partikel yang sama atau berbeda . Gaya ini terjadi karena adanya sifat kepolaran partikel tersebut. Makin kecil kepolaran makin kecil pula gaya van der waals-nya.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi kekuatan Ikatan Van Der Waals
Gaya London ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
     1.Jumlah elektron dalam atom atau molekul
Makin besar ukuran atom atau molekul, makin besar jumlah elektron sehingga makin jauh pula elektron terluar dari inti dan makin mudah awan elektron terpolarisasi, serta makin besar gaya dispersi.
    2.Bentuk molekul
Molekul yang memanjang/tidak bulat, lebih mudah menjadi dipole dibandingkan dengan molekul yang bulat sehingga gaya disperse londonnya akan semakin besar.
Ikatan Van der Waals juga ditemukan pada polymer dan plastik. Senyawa ini dibangun oleh satu rantai molekul yang memiliki atom karbon, berikatan secara kovalen dengan berbagai atom seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom lainnya. Interaksi dari setiap untaian rantai merupakan ikatan Van der Waals. Hal ini diketahui dari pengamatan terhadap polietilen, polietilen memiliki pola yang sama dengan gas mulia, etilen berbentuk bentuk gas menjadi cairan dan mengkristal atau memadat sesuai dengan pertambahan jumlah atom atau rantai molekulnya. Dispersi muatan terjadi dari sebuah molekul etilen, C2H4, yang menyebabkan terjadinya dipol temporer serta terjadi interaksi Van der Waals. Dalam kasus ini molekul H2C=CH2, selanjutnya melepaskan satu pasangan elektronnya dan terjadi ikatan yang membentuk rantai panjang atau polietilen. Pembentukan rantai yang panjang dari molekul sederhana dikenal dengan istilah polimerisasi.
  3. Kepolaran molekul
Karena Ikatan Van Der Waals muncul akibat adanya kepolaran, maka semakin kecil kepolaran molekulnya maka gaya Van Der Waalsnya juga akan makin kecil.
  4. Titik didih gas mulia adalah
helium

-269°C
neon

-246°C
argon

-186°C
kripton

-152°C
xenon

-108°C
radon

-62°C

Semua unsur tersebut berada pada molekul monoatomik.Alasan yang mendasari bahwa titik didih meningkat sejalan dengan menurunnya posisi unsur pada golongan adalah kenaikan jumlah elektron, dan juga tentunya jari-jari atom. Lebih banyak elektron yang dimiliki, dan lebih menjauh sejauh mungkin, yang paling besar memungkinkan dipol sementara terbesar dan karena itu gaya dispersi paling besar. Karena dipol sementara lebih besar, molekul xenon lebih melekat (stickier) dibandingkan dengan molekul neon. Molekul neon akan berpisah satu sama lain pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan molekul xenon – karena itu neon memiliki titik didih yang lebih rendah. 
catatan :
gaya van der waals ini dapat diaplikasikan dalam sintesis senyawa kimia,dalam proses isolasi dan lain-lain,karena gaya van der waals ini membicarakan interaksi antarmolekul yang bila dipelajari dengan baik akan memudahkan kerja ataupun bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi sangat esensial bagi kehidupan.

Referensi :